Heru Tjahjono Sebut Strategi Pengembangan Pariwisata Jawa Timur Turunkan Pengangguran

Heru Tjahjono Sebut Strategi Pengembangan Pariwisata Jawa Timur Turunkan Pengangguran


Heru Tjahjono Sebut Strategi Pengembangan Pariwisata Jawa Timur Turunkan Pengangguran

Posted: 18 Nov 2021 10:13 PM PST

Heru Tjahjono Sebut Strategi Pengembangan Pariwisata Jawa Timur Turunkan Pengangguran.lelemuku.com.jpg

SURABAYA, LELEMUKU.COM - Strategi pengembangan Pariwisata Jatim  tahun 2021 diharapkan dapat menurunkan angka pengangguran serta angka kemiskinan di Jawa Timur. Yang harus ditempuh yaitu melakukan kerja kolaborasi untuk dapat berkoordinasi bersama, berpikir bersama dan memutuskan bersama arah dan kebijakan terbaik masalah pariwisata di Jatim sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.

Hal ini dikatakan Drs Muhhibin SH MSi saat membacakan sambutan Plh Sekda Provinsi Jatim Dr Heru Tjahjono pada Rakor dan Sosialisasi Kebijakan Kepariwisataan dalam Masa New Normal tahun 2021, Strategi Pengembangan Pariwisata Jatim di hotel Savana kota Malang, Kamis (18/11/2021) malam.
 
Lebih lanjut Muhhibin mengatakan, pariwisata memilkiki arti strategis dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi, selain itu juga merupakan salah satu sektor ekonomi jasa yang dinilai memiliki prospek baik dalam jangka panjang khususnya bagi Indonesia yang di kenal memiliki berbagai lokasi objek alam sangat bagus dan di kenal hingga mancanegara.

Pengembangan pariwisata Jatim adalah persoalan yang perlu ditangani secara serius karena dengan strategi pengembangan yang tepat diharapkan mampu meningkatkan pendapatan masyarakat terutama yang berada di sekitar daerah tujuan wisata.
 
sebagai upaya untuk membangun dukungan dan partisipasi masyarakat, maka pemerintah secara sistematik dan terus menerus berupaya menumbuhkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya dukungan semua pihak terhadap pengembangan sektor kepariwisataan terutama di era pandemi saat ini.
 
Tantangan kedepan, utamanya di era pandemi sat ini jika pariwisata Indonesia tidak kreatif, tidak inovatif, dalam merumuskan strategi pariwisata di era new normal maka dapat dipastikan sektor pariwisata akan semakin menurun, jika sektor pariwisata menurun  maka kesejahteraan masyarakat di sekitar daerah wisata juga akan menurun, oleh karena itu semua harus saling berkoordinasi, berdiskusi dalam menentukan strategi untuk memajukan kembali sektor pariwisata dengan mempertimbangkan kebijakan dan kondisi yang ada. Diharapkan hasil dari Rakor ini dapat menjadi strategi dalam memajukan pariwisata di era new normal.
 
Sementara itu Plt kabiro Kesejahteraan Rakyat, Dr Hudiyono  MSi  yang di bacakan Kusmiartini SE MSi  Kasubag non pelayanan dasar I Biro Kesra mengatakan, maksud dan tujuan rakor ini kegiatan ini adalah untuk membahas dan menghasilkan rekomendasi tentang sebuah konsep suatu strategi pengembangan pariwisata di Jatim sebagai upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat.
 
Sedangkan tujuaannya adalah untuk menyelaraskan pemahaman tentang konsep dasar perencanaan pengembangan pariwisata harus terintegrasi dan terkoordinasi dengan baik menjaga keseimbangan antara berbagai tipe pengembangan suatu daerah dalam pengunaan sumber daya alam dan manusia untuk menghindari konflik atau masalah pengembangan sektor lain dan sebagai upaya untuk meningkatkan kegiatan ekonomi dengan membuka lapangan pekerjaan baru terutama bagi masyarakat setempat yang terdampak covid 19 sekaligus mendorong pembangunan daerah.
 
Kegiatan rakor ini secara keseluruhan kepanitian dan peserta sebanyak 150 orang terdiri panitia 15 orang, narasumber 5 orang moderator 2 orang, dan peserta 128 orang yang terdiri dari Badan/Dinas/ Lembaga Pemerintah terkait, organisasi kepariwisataan, akademisi dan pelaku pariwisata di Jatim yaitu Dinas Kebudayaan Pariwisata Kabupaten/Kota se Jatim, Bappeda Jatim, Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Jatim, Bakorwil dan Akademisi. (DiskominfoJatim)

4 Dosen Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) Unesa Jadi Pelatih Atlet Jatim di Peparnas XVI Papua

Posted: 18 Nov 2021 10:06 PM PST

4 Dosen Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) Unesa Jadi Pelatih Atlet Jatim di Peparnas XVI Papua.lelemuku.com.jpg

SURABAYA, LELEMUKU.COM - Kontingen Jawa Timur menduduki posisi ke 10 dalam klasemen akhir perolehan medali di Pekan Paralimpiade Nasional (Peparnas) XVI Papua 2021 yang berlangsung 5-12 November dan ditutup pada 13 November 2021 kemarin. Atlet Jatim mengumpulkan total sebanyak 47 medali, rinciannya 12 emas, 22 perak dan 13 perunggu. Di balik capaian tersebut, ada peran beberapa dosen Fakultas Ilmu Olahraga (FIO) Unesa yang menjadi pelatih di beberapa cabang olahraga (cabor).

Adapun dosen yang dimaksud, 1) Dr. Dwi Cahyo Kartiko, M.Kes., Wakil Dekan Bidang Akademik FIO Unesa yang menjadi pelatih cabor panahan. 2) Kunjung Ashadi, S.Pd., M.Fis., pelatih di cabor renang, 3) Dr. Abdul Rahman Syam Tuasikal, M.Pd, pelatih di cabor catur, dan 4) Dr. Nanik Indahwati, M.Or merupakan manajer di cabor renang.

Kunjung Ashadi menyatakan, bahwa peran Unesa dibalik kontingen Jatim pada Peparnas itu tidak bisa dipandang sebelah mata. Itu, merupakan wujud setidaknya dua hal, yaitu kepedulian terhadap dunia olahraga sekaligus pada atlet disabilitas Jawa Timur dan Indonesia pada umumnya.

Peran itu dapat dilihat dari kontribusi pelatih Unesa di beberapa cabor tersebut dan berhasil membawa pulang beberapa medali. "Di cabor yang saya latih saja, renang berhasil boyong sembilan medali, 2 emas, 3 perak dan 4 perunggu. Belum lagi medali di cabor lain yang ditangani pelatih Unesa, lumayan," terangnya, Kamis (18/11).

Ia mengakui, bahwa perolehan medali dalam cabor Renang memang tidak sesuai target awal yang harapannya bisa meraih 5 medali emas. Karena itu untuk ke depannya, pihaknya akan menggunakan dasar waktu yang ada di Peparnas untuk memetakan batas atlet yang boleh masuk di pemusatan latihan. "Kalau waktunya terlalu jauh tidak mendekati target ke sana, maka kami tidak akan bawa, karena tidak potensial untuk mendapatkan medali," ujarnya.

Ditambahkannya, perlunya dukungan pemda dan penyempurnaan seleksi atlet sehingga akan dijadikan dasar dalam merekrut atlet. Meskipun menang di tingkat kabupaten dan kota atau bahkan provinsi, tetapi jika hasil hitungan batas tidak potensial untuk menang di tingkat nasional, maka tidak akan dibawa ke Peparnas. "Kami hanya akan membawa atlet yang benar-benar potensial bisa mendapat medali," ucapnya.

Dia berharap, dengan kondisi jumlah atlet kontingen yang kalah jauh dari kontingen daerah lain, pemerintah provinsi bisa memberikan perhatian besar terhadap olahraga disabilitas bahkan setara dengan perhatian pada olahraga non disabilitas. Perhatian berupa anggaran, akan sangat berdampak luas pada pencarian bibit calon atlet dan pembinaan di level kabupaten dan kota. Dengan adanya dukungan yang kuat dan kebijakan dari pemda dapat memacu perkembangan olahraga di kabupaten dan kota untuk bergeliat mengembangkan potensi dalam menghasilkan atlet unggulan untuk Jawa Timur.

Sementara itu, Dwi Cahyo Kartiko menambahkan bahwa awalnya Jatim berharap bisa masuk di urutan kelima. Pihaknya dari Unesa berupaya untuk mewujudkan target tersebut sejak tahap penjaringan hingga puslatda benar-benar dilakukan secara maksimal. Berbagai upaya pun ditempuh. Bahkan, pelatihan tetap dilakukan meski pandemi dan PPKM. "Kami berlakukan puslatda tertutup dengan sistem wajib SWAB in dan out. Bahkan pendampingan psikologis pun disiapkan," terangnya.

Menurutnya, terkait perhatian terhadap olahraga disabilitas merupakan upaya Unesa untuk meningkatkan kesadaran masyarakat akan keberadaan penyandang disabilitas. "Inikan komitmen Unesa yang memang unggul di bidang olahraga, disabilitas, pendidikan, seni, bahasa dan budaya," terangnya. (DiskominfoJatim)